ESCHERICHIA COLI JADI PEMBUNUH
Bakteri Escherichia coli semakin berbahaya saat ini . Wabah penyakit yang disebabkan oleh makhluk ini semakin mengancam, di Eropa wabah bakteri E coli tidak hanya menyerang negara Jerman, namun telah meluas ke berbagai negara Eropa lainnya seperti Austria, Republik Ceko, Denmark, Perancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol, Swiss dan Inggris. Berdasarkan laporan Pusat Pencegahan Kontrol Penyakit Eropa menyatakan sudah 50 orang meninggal dunia dan 4.050 orang terinfeksi , 812 kasus diantaranya mengalami komplikasi Sindrom Uremik Hemolitik berat yang disebabkan oleh epidemi E coli tersebut. Sumber wabah ini diduga berasal dari sayuran atau salad yang tercemar E coli.
Wabah E coli yang terjadi di Eropa pada Juni 2011 lalu merupakan kejadian terbesar ketiga dan paling banyak menelan korban jiwa. Sebenarnya wabah E coli yang meresahkan dunia ini, pertama kali menyerang Amerika Serikat pada tahun 1982 yang diduga berawal dari sayuran dan daging hamburger yang terkontaminasi E coli . Berdasarkan data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Wabah Amerika Serikat , sebanyak 1.000 orang terjangkit dan dua orang diantaranya meninggal dunia . Kemudian wabah E coli juga terjadi di kota Sakai, Jepang pada Agustus 1996 yang menyerang lebih dari 12.000 orang . Sebanyak 11 anak di antaranya tewas setelah sebelumnya dirawat secara intensif di rumah sakit. Penyebabnya hampir sama yakni kontaminasi E coli pada sayuran seperti tauge .
Bakteri E coli yang ditemukan di sejumlah negara Eropa berbeda dengan jenis yang ada
Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diameter 0,5 micrometer, bergerak aktif dan tidak berspora. Umumnya hidup pada suhu 20-40 °C , suhu optimumnya pada 37 °C dan akan mati pada pemanasan di atas suhu 70 °C selama 30 menit. Bakteri yang ditemukan oleh Theodore Escherich pada tahun 1885 ini banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam, bisa kita temukan di lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Bakteri E coli merupakan organisme penghuni utama di usus besar dan merupakan mikroorganisme normal yang terdapat dalam feses (tinja) baik sehat maupun sakit.
Escherichia coli sebenarnya merupakan bakteri yang menguntungkan bagi pencernaan tubuh manusia dan hewan . Normalnya E coli memiliki peran yang sangat berguna pada organ tubuh. Di dalam usus besar , bakteri ini hidup komensal dan berperan dalam membantu penyerapan nutrisi, menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah, serta menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mencegah terbentuknya kanker usus besar.) . Oleh karena itu , spesies ini dikenal opportunistic pathogen yakni mikroorganisme yang hanya menyebabkan penyakit pada tubuh manusia saat kekebalan tubuhnya menurun atau terganggu , sehingga termasuk kelompok bakteri probiotik (bakteri menguntungkan) .
Selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia , bakteri E coli juga mempunyai peran yang signifikan dalam perkembangan ilmu bioteknologi. Genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa menjadikan bakteri E coli salah satu tulang punggung dalam rekayasa genetika di bidang bioteknologi , khususnya untuk kepentingan riset guna memproduksi obat-obatan seperti insulin, antibiotika dan lain-lain . Akan tetapi , sekarang diketahui bahwa beberapa jenis dari Escherichia coli dapat menyebabkan beberapa variasi infeksi klinis , seperti infeksi saluran kencing , meningitis yang biasa diderita olah anak yang berusia dibawah satu tahun , diare , gastreontoritis dan penyakit lainnya.
Perkembangan teknologi, globalisasi dan mobilisasi masyarakat yang pesat, perubahan yang terjadi pada mikroorganisme ,pergeseran pola makan manusia dan perubahan iklim karena pemanasan global telah memunculkan galur-galur baru sehingga E coli yang bersifat patogen ditemukan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan ada lima jenis strain E coli yang berbahaya bagi manusia saat ini . Diantara lima galur tersebut yang paling berbahaya adalah jenis Enterohaemorrhagic E coli (EHEC). E coli tipe O157:H7 adalah strain yang mewabah di Amerika Serikat , sedangkan E coli tipe 0104:H4 adalah penyebab wabah di Jepang dan Jerman termasuk bagian Eropa lainnya . Bakteri EHEC menghasilkan ‘toksin Shiga’ (STEC = Shiga Toxin Escherichia coli) yang menyebabkan diare dan muntah. Pada kasus yang parah toksin Shiga akan menyebabkan Kolitis hemoragik (perdarahan usus), Sindrom Uremia Hemolitik (HUS) yang ditandai dengan gejala gagal ginjal progresif, anemia hemolitik (kekurangan sel darah merah) serta trombositopenia (kekurangan trombosit), menurunnya kesadaran sampai koma, kejang dan stroke hingga kematian.
Seiring ditemukannya spesies E coli yang bersifat patogen , sekelompok tim peneliti asal Inggris menemukan bahwa tembaga bisa berperan penting dalam mencegah penyebaran wabah E. coli seperti 0104:H4 yang yang saat ini sedang melanda dan telah membunuh setidaknya 50 orang di Jerman. Dari penelitian yang dilakukan ilmuwan asal Universitas Southampton, Inggris, diketahui bahwa terdapat zat anti mikroba yang merekat dalam logam tersebut . Properti anti mikroba milik tembaga tetap aktif meski material itu telah dipadukan dengan material lain seperti kuningan dan perunggu. Jika digunakan sebagai wadah persiapan untuk penyajian makanan , tembaga dapat mematikan setiap bakteri patogen yang terdapat di makanan tersebut. Hal ini akan mengurangi resiko kontaminasi dan membantu mencegah penyebaran infeksi .
Selain itu , sebenarnya wabah ini dapat dicegah . Mencegah sangat efektif untuk saat ini terkait dengan maraknya penanganan masalah epidemi bakteri E coli tipe EHEC di Eropa. Ruth Frechman, ahli gizi di Los Angeles sekaligus juru bicara American Dietetic Association, merekomendasikan hal-hal berikut untuk mencegah wabah e coli yang tengah merebak saat ini ,
1. Perilaku bersih
Membersihkan peralatan dapur , mencuci tangan setelah menyentuh daging mentah, serta membedakan pisau untuk memotong buah dan sayuran dengan daging mentah seperti daging ayam , ikan ataupun daging .
2. Cuci tangan
Mencuci tangan merupakan hal penting yang harus dilakukan , terutama setelah menggunakan kamar mandi dan menyentuh binatang , serta sebelum menyiapkan makanan . Membilas tangan dengan air akan membantu mengurangi infeksi bakteri .
3. Masak daging matang-matang
Daging sapi sebaiknya dimasak dengan suhu sekitar 160 °F , karena panas akan membunuh bakteri .
4. Hindari makanan beresiko tinggi
Menghindari makanan dipasteurisasi (mentah) seperti susu tau .
5. Jangan menelan air
Ketika menelan air , sejumlah kotoran manusia dan hewan akan masuk ke mulut . Infeksi akan dimulai ketika menelan sesuatu yang tidak terlihat yang memproduksi racun Shiga .
Meskipun demikian , menurut kementrian kesehatan di Indonesia belum ditemukan wabah E coli ,namun kita harus mewaspadainya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. WHO juga merekomendasikan 5 pesan kunci untuk mencegah terjangkitnya infeks E coli diantaranya sebagai berikut, hal yang pertama adalah menjaga kebersihan bahan makanan,selanjutnya memisahkan bahan makanan mentah dan matang, kemudian harus memasak makanan sampai benar-benar matang, hal selanjutnya adalah menyimpan makanan pada suhu yang aman dan terakhir adalah mencuci bahan makanan dengan bersih. Peran serta pemerintah dalam mensosialisasi wabah ini juga menjadi sangat penting . Jadi , mencegah lebih baik daripada mengobati , pepatah tersebut memnag sangat efektif untuk mengurangi penyebaran wabah E coli saat ini .