Rabu, 06 Juli 2011

POLUSI MALAH MENUNDA PEMANASAN GLOBAL

Emisi yang dihasilkan dari penggunaan batu bara oleh negara-negara Asia diperkirakan menunda pemanasan global selama satu dekade sejak 1998. Meskipun demikian, ancaman efek rumah kaca masih nyata dan dampaknya dapat terasa ketika negara-negara berkembang berhasil mengatasi polusi.
Penundaan kenaikan suhu itu diakibatkan sulfur dalam jumlah sangat banyak dan memiliki efek mendinginkan pada planet. Aerosol yang dihasilkan dari sulfur menyebabkan pembentukan lapisan awan tebal yang membuat sinar matahari tidak sepenuhnya masuk ke bumi.
"Penundaan ini bisa dibilang fatamorgana," ujar para peneliti yang berasal dari berbagai universitas, termasuk Boston dan Harvard University dari AS dan University of Turku dari Finlandia. "Efek dari pelepasan karbon selain sulfur akan muncul dalam jangka panjang," demikian tertera dalam laporan yang diterbitkan hari Minggu lalu.
Penundaan peningkatan temperatur ini tidak akan berlangsung lama. Demikian dijelaskan peneliti. Ketika negara-negara berkembang berhasil mengatasi polusi, emisi sulfur juga akan berkurang. "Aerosol di atmosfer akan berkurang dan suhu planet akan meningkat cepat mengingat jumlah karbon di atmosfer pun sudah banyak," ujarnya.
Laporan itu juga berisi tentang fakta bahwa peningkatan temperatur global tidak berubah secara signifikan selama tahun 1998 sampai 2008 meskipun berton-ton emisi karbon dilepaskan ke atmosfer.
Emisi karbon pada masa itu banyak dihasilkan oleh negara-negara Asia yang ekonominya sedang berkembang. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)"dikutip dari harian kompas "

mengatasi e coli sang pembunuh


ESCHERICHIA COLI JADI PEMBUNUH

Bakteri Escherichia coli semakin berbahaya saat ini . Wabah penyakit yang disebabkan oleh makhluk ini semakin mengancam, di Eropa  wabah bakteri E coli ti­dak hanya menyerang negara Jerman, namun telah meluas ke berbagai negara Eropa lainnya seperti  Austria, Republik Ceko, Den­mark, Perancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Spanyol, Swiss dan Inggris. Berdasarkan laporan Pusat Pen­­cegahan Kontrol Penyakit Eropa menyatakan sudah 50 orang meninggal dunia dan 4.050 orang terinfeksi , 812 kasus diantaranya mengalami komplikasi Sindrom Uremik Hemolitik berat yang disebabkan oleh epidemi E coli tersebut. Sumber wabah ini diduga berasal dari sayuran atau salad yang tercemar E coli.

Wabah E coli yang terjadi di Eropa pada Juni 2011 lalu meru­pakan kejadian terbesar ketiga dan paling banyak menelan kor­­ban jiwa. Sebenarnya wabah E coli yang meresahkan dunia ini, pertama kali menyerang Amerika Serikat pada tahun 1982 yang diduga berawal dari sayuran dan daging hamburger yang terkontaminasi E coli . Berdasarkan data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Wabah Amerika Serikat , sebanyak 1.000 orang terjangkit dan dua orang diantaranya meninggal dunia . Kemudian wabah E coli juga terjadi di kota Sakai, Jepang pada Agustus 1996 yang menyerang lebih dari 12.000 orang . Sebanyak 11 anak di antaranya tewas setelah se­be­lumnya dirawat secara inten­sif di rumah sakit. Penyebabnya hampir sama yakni kontaminasi E coli pada sayuran seperti tauge .

Bakteri E coli yang ditemukan di sejumlah negara Eropa berbeda dengan jenis yang ada


Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram ne­gatif yang berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micro­meter dan diameter 0,5 micro­meter, bergerak aktif dan tidak berspora. Umum­nya hidup pada suhu 20-40 °C , suhu optimumnya pada 37  °C dan akan mati pada pe­manasan di atas suhu 70 °C selama 30 menit. Bakteri yang ditemukan oleh           Theodore Esche­rich pada tahun 1885 ini ban­yak ditemukan di hampir se­mua tempat. Ha­bitatnya sangat beragam, bisa kita temukan di ling­kungan perairan, tanah, udara, per­mukaan daun dan bahkan dapat ditemukan di dalam orga­nisme hidup. Bakteri E coli meru­pakan organisme penghuni utama di usus besar dan merupakan mikro­­organisme normal yang ter­dapat dalam feses (tinja) baik sehat maupun sakit.

Escherichia coli sebenarnya merupakan bakteri yang menguntungkan bagi pencernaan tubuh manusia dan hewan . Normalnya  E coli memiliki peran yang sangat berguna pada organ tubuh. Di dalam usus besar , bakteri ini hidup komensal dan berperan dalam membantu penyerapan nutrisi, menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah, serta menjaga kesehatan sa­luran pencernaan dan men­cegah terbentuknya kanker usus besar.) . Oleh karena itu , spesies ini dikenal opportunistic pathogen yakni mikroorganisme yang hanya menyebabkan penyakit pada tubuh manusia saat kekebalan tubuhnya menurun atau terganggu , sehingga termasuk kelompok bakteri probiotik             (bakteri menguntungkan) .
Selain bermanfaat bagi kesehatan tubuh ma­nusia , bakteri E coli  juga mempunyai peran yang signifikan dalam perkembangan ilmu bioteknologi. Ge­netikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa men­jadikan bakteri E coli salah satu tulang punggung dalam rekayasa genetika di bidang bioteknologi , khususnya untuk kepentingan riset guna memproduksi          obat-oba­tan seperti insulin, antibiotika dan lain-lain . Akan tetapi , sekarang diketahui bahwa beberapa jenis dari Escherichia coli dapat menyebabkan beberapa variasi infeksi klinis , seperti infeksi saluran kencing , meningitis yang biasa diderita olah anak yang berusia dibawah satu tahun , diare , gastreontoritis dan penyakit lainnya.
Per­kem­­bangan teknologi, globalisasi dan mobilisasi masyarakat yang pesat, perubahan yang terjadi pada mikroorganisme ,pergeseran pola makan manu­sia dan perubahan iklim karena pemanasan global telah me­munculkan galur-galur baru sehingga E coli yang bersifat patogen ditemukan. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan ada lima jenis strain E coli yang berbahaya bagi manusia saat ini . Diantara lima galur tersebut yang paling berbahaya adalah jenis Enterohaemorrhagic E coli (EHEC).  E coli tipe O157:H7 adalah strain yang mewabah di Ame­rika Serikat , sedangkan E coli tipe 0104:H4 adalah penyebab wabah di Jepang dan Jerman termasuk bagian Eropa lainnya . Bakteri EHEC meng­hasilkan ‘toksin Shiga’ (STEC = Shiga Toxin Escherichia coli) yang menyebabkan diare dan muntah. Pada kasus yang parah toksin Shiga akan men­yebabkan Kolitis hemoragik (per­darahan usus), Sindrom Ure­mia Hemolitik (HUS) yang ditandai dengan gejala gagal ginjal progresif, anemia hemolitik (ke­kurangan sel darah merah) serta trombositopenia (ke­ku­rangan trombosit), me­nurun­nya ke­sadaran sampai koma, kejang dan stroke hingga kematian.
Seiring ditemukannya spesies E coli yang bersifat patogen , sekelompok tim peneliti asal Inggris menemukan bahwa tembaga bisa berperan penting dalam mencegah penyebaran wabah E. coli seperti 0104:H4 yang yang saat ini sedang melanda dan telah membunuh setidaknya 50 orang di Jerman. Dari penelitian yang dilakukan ilmuwan asal Universitas Southampton, Inggris, diketahui bahwa terdapat zat anti mikroba yang merekat dalam logam tersebut . Properti anti mikroba milik tembaga tetap aktif meski material itu telah dipadukan dengan material lain seperti kuningan dan perunggu. Jika digunakan sebagai wadah persiapan untuk penyajian makanan , tembaga dapat mematikan setiap bakteri patogen yang terdapat di makanan tersebut. Hal ini akan mengurangi resiko kontaminasi dan membantu mencegah penyebaran infeksi .

Selain itu , sebenarnya wabah ini dapat  dicegah . Mencegah  sangat efektif untuk saat ini terkait dengan maraknya pe­nanganan masalah epidemi bakteri E coli tipe EHEC di Eropa.     Ruth Frechman, ahli gizi di Los Angeles sekaligus juru bicara American Dietetic Association, merekomendasikan hal-hal berikut untuk mencegah wabah e coli yang tengah merebak saat ini ,
1.      Perilaku bersih
Membersihkan peralatan dapur , mencuci tangan setelah menyentuh daging mentah, serta membedakan pisau untuk memotong buah dan sayuran dengan daging mentah seperti daging ayam , ikan ataupun daging .

2.      Cuci tangan
Mencuci tangan merupakan hal  penting yang harus dilakukan , terutama setelah menggunakan kamar mandi dan menyentuh binatang , serta sebelum menyiapkan makanan . Membilas tangan dengan air akan membantu mengurangi infeksi bakteri .
3.      Masak daging matang-matang
Daging sapi sebaiknya dimasak dengan suhu sekitar 160 °F , karena panas akan membunuh bakteri .
4.      Hindari makanan beresiko tinggi
Menghindari makanan dipasteurisasi (mentah)  seperti susu tau .
5.      Jangan menelan air
Ketika menelan air , sejumlah kotoran manusia dan hewan akan masuk ke mulut . Infeksi akan dimulai ketika menelan sesuatu yang tidak terlihat yang memproduksi racun Shiga .
Meskipun demikian , menurut kementrian kesehatan di Indonesia belum ditemukan wabah E coli ,namun kita harus mewaspadainya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. WHO juga merekomendasikan 5 pesan kunci untuk mencegah terjangkitnya infeks E coli diantaranya sebagai berikut, hal yang per­­tama adalah menjaga kebersihan ba­han makanan,selanjutnya  me­misahkan bahan makanan mentah dan matang, kemudian harus         me­masak makanan sampai be­nar-benar matang, hal selanjutnya adalah menyimpan makanan pada suhu yang aman dan terakhir adalah mencuci ba­han makanan dengan bersih. Peran serta pemerintah dalam mensosialisasi wabah ini juga menjadi sangat penting . Jadi , mencegah lebih baik daripada mengobati , pepatah tersebut memnag sangat efektif untuk mengurangi penyebaran wabah E coli saat ini .

Jumat, 10 Juni 2011

selamatkan kehidupan kehidupan kita saat ini juga !!!!!!!!!

Kegiatan manusia sehari-hari tidak luput dari penggunaan sumber-sumber daya alam seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Manusia senantiasa menggali sumber daya alam tersebut secara besar-besaran. Sehingga dari hasil tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Namun, manusia juga lalai untuk menjaga, merawat dan melindungi alam. Maka sering terjadi bencana alam karena ulah manusia itu sendiri. Salah satu bencana tersebut mengenai pemanasan global

Menurut orang awam, pengertian pemanasan global adalah naiknya suhu permukaan bumi. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya efek rimah kaca di atmosfer. Peningkatan itu terjadi karena beberapa hal seperti : Bertambahnya jumlah karbondioksida (CO2) yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi, batu bara, gas alam dll) oleh beberapa pabrik / perusahaan industri. Sehingga terjadi pula pencemaran baik di tanah, air, udara. Selain itu ada pula penggundulan hutan secara besar-besaran. Dan masih banyak lagi sebab-sebab lainnya. Dengan demikian terjadi akibat pemanasan global yaitu mencairnya mencairnya es dikutub utara dan kutub selatan. Pencairan es tersebut mengakibatkan pula permukaan air laut . Sehingga memperbesar resiko banjir di wilayah sekitar pantai/laut.

Ada pula terjadi perubahan iklim yang menjadi semakin panas dan kering. Apabila kejadian tersebut terjadi secara terus menerus maka dapat mengancam kehidupan manusia di Bumi. Setelah kita mengetahui dampak dari pemanasan global sangatlah serius. Maka kita perlu melakukan suatu perubahan tentang aktivitas penggunaan sumber daya alam. Agar jangan sampai merugikan seluruh makhluk hidup. Adapun pula yang dilakukan diantaranya adalah mengurangi emisi karbondioksida yang berate penggunaan bahan bakar fosil untuk industri harusah dikurangi. Menghentikan penggundulan hutan serta penanaman kembali hutan yang telah gundul secara intensif. Namun, tanpa adanya kesadaran dari kita sebagai manusia maka upaya mengurangi pemanasan global tidak akan berhasil. Pastinya kita ingin kehidupan yang seimbang (balance) dengan alam. Sehingga kelak anak cucu kita juga dapat menikmati hasil sumber daya alam yang sangat berlimpah

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhurata-rataatmosfer, laut, dan daratan Bumi.



Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change(IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasigas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1]Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.

Pemanasan global adalah proses di bumi ini yang tidak dapat dihindari manusia menyongsong masa depan. Dampak bagi generasi penerus yang terjadi ternyata sangat mengerikan bila masalah ini tidak dijadikan sebagai prioritas utama. Berbagai faktor berpengaruh dalam permasalahan pemanasan global. Manusia sebagai salah satu faktor penentu seharusnya harus ikut terlibat secara penuh dalam mengantisipasi dampak yang ditimbulkannya.

Pemanasan global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan dataran bumi, yang disebabkan oleh banyak hal namun yang paling mendominasi adalah efek rumah kaca, efek umpan balik dan variasi matahari. Pemanasan global memberikan banyak sekali efek negatif, salah satunya yang saat ini kita bisa rasakan adalah perubahan cuaca dan iklim yang ekstrim.

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Berbagai langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang menjadi wacana saat ini relatif belum dapat mencegah pemanasan global di masa depan.

Namun, sampai sekarang sepertinya belum ada solusi kongkrit yang dapat menanggulangi permasalahan pemanasan global ini. Dunia memang sudah mengadakan konferensi-konferensi untuk membahas penanggulangan masalah ini namun sampai sekarang ini hanya disajikan dengan hasil-hasil konferensi yang lebih bersifat teori. Sedangkan, yang dibutuhkan saat ini adalah solusi kongkrit yang masyarakat dunia bisa mempraktekanya dengan mudah dan cepat. Karena masalah pemanasan global ini adalah masalah yang berpacu dengan waktu. Sedikit saja salah memperhitungkan waktu kita akan menyesal nantinya.

Konferensi-konferensi dunia yang telah dilaksanakan untuk membahas tentang penanggulangan pemanasan global. Dulu kita telah mengenal protokol Kyoto, dan baru- baru ini dunia juga telah mengadakan konferensi tentang pemanasan global yang berlangsung di Nusa Dua – Bali tahun 2007 yang lalu yang dikenal dengan UNFCCC (United Nations Framework Conference of Climate Change)

Konferensi tersebut menghasilkan keputusan-keputusan yang akan menjadi jalan untuk mencapai konsensus baru lebih lanjut pada 2009 di Kopenhagen, Denmark sebagai pengganti Protokol Kyoto fase pertama yang berakhir pada tahun 2012 mendatang. Keputusan – keputusan tersebut dikenal sebagai peta jalan Bali ( Bali road map ).

Konferensi–konferensi dunia memang diperlukan untuk membahas masalah ini karena bersifat mendunia. Namun hasil konferensi seharusnya bukan hanya keputusan-keputusan yang menjadi teori belaka. Tapi yang dibutuhkan adalah penerapan dan pelaksanaan keputusan–keputusan konferensi tersebut tersebut dengan ketentuan waktu sesegera mungkin baik oleh pemerintahan atau masyarakat.

Penanganan pemanasan global bisa saja mulai dari diri sendiri. Penerapan pada diri sendiri melalui cinta lingkungan, misalnya kita membeli satu pot tanaman yang kita suka, lalu kita tanam di halaman rumah kita dan kita rawat dengan baik.

Memang terlihat sepele, tapi coba tanamkan dalam hati bahwa dengan satu pot tanaman yang benar- benar dirawat sendiri itu sudah menyumbangkan oksigen untuk dunia. Bayangkan apabila seluruh masyarakan dunia melakuan hal yang sama. Hala yang mungkin kita anggap sepele tadi bisa menjadi hal yang sangat besar manfaatnya. Yaitu meminimalisir dampak dari global warming.

Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut.

Kesepakatan Penanggulangan Pemanasan Global

Delegasi internasional berhasil mencapai kesepakatan, mengenai cara terbaik memerangi perubahan iklim. Sebelumnya, China berupaya mencairkan bahasa yang digunakan dalam penghentian emisi gas rumah kaca yang destruktif.
Perdebatan tertutup yang mencakup penggunaan energi nuklir hingga biaya pemanfaatan energi ramah lingkungan ini, berlangsung hingga Jumat subuh. Para delegasi berdebat mengenai penggunaan kata-kata. Namun konsensus akhirnya dicapai untuk dapat meluncurkan laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suatu jejaring ilmuwan beranggotakan sekitar 2.000 ilmuwan dan delegasi dari 120 negara.
China yang merupakan polutan terbesar setelah Amerika Serikat (AS) memiliki posisi teguh selama pertemuan empat hari di Thailand. Bersama India dan negara-negara berkembang lainnya, China mendorong agar sasaran terendah dipakai untuk karbon dioksida (CO2) di atmosfer, begitu para delegasi menjelaskannya.

Draf laporan yang diusulkan membatasi konsentrasi gas rumah kaca antara 445 parts per million (ppm) dan 650 ppm. China berusaha menujukannya pada yang tertinggi agar ekonomi mereka yang meningkat tidak terganggu.

Pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

Menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
Persetujuan internasional Protokol Kyoto

Reaksi dunia dengan adanya pemanasan global

Kerjasama internasional untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.

Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.

Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan karbondioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbondioksida ini. Kyoto Protokol tidak berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005.

Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS, terutama disebabkan oleh biaya energi.

Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih effisien.

Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbondioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbondioksida.
Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan pinalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem di mana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. Rusia, merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Karena kemudian Rusia berhasil memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni Eropa.

Bangsa Indonesia juga mulai melakukan aksi nyata dalam menyikapi pemanasan global. Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan melakukan penanaman melalui program Kampanye Indonesia Menanam, Kecil Menanam Dewasa Memanen, Rehabilitasi Hutan dan Lahan, Aksi Penanaman Serentak, Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon.

Seacara kelembagaan telah dilakukan pertemuan internasional di Provinsi Bali yaitu Conference Of Parties (COP) 13 United Nation Framework Convention On Climate Change (UNFCCC) pada tanggal 3 s/d 14 Desember 2007 yang dihadiri oleh 103 negara dengan 9000 peserta.

Penanganan pemanasan global bisa saja mulai dari diri sendiri. Penerapan pada diri sendiri melalui cinta lingkungan, misalnya kita membeli satu pot tanaman yang kita suka, lalu kita tanam di halaman rumah kita dan kita rawat dengan baik.

Memang terlihat sepele, tapi coba tanamkan dalam hati bahwa dengan satu pot tanaman yang benar- benar dirawat sendiri itu sudah menyumbangkan oksigen untuk dunia. Bayangkan apabila seluruh masyarakan dunia melakuan hal yang sama. Hal yang mungkin dianggap sepele tersebut bisa menjadi hal yang sangat besar manfaatnya dalam meminimalisir dampak dari global warming.

Keberadaan hutan sebagai bagian dari sebuah ekosistem yang besar memiliki arti dan peran penting dalam menyangga sistem kehidupan. Berbagai manfaat besar dapat diperoleh dari keberadaan hutan melalui fungsinya baik sebagai penyedia sumberdaya air bagi manusia dan lingkungan, kemampuan penyerapan karbon, pemasok oksigen di udara, penyedia jasa wisata dan mengatur iklim global

Langkah strategis dalam penanganan pemanasan global adalah mengurangi emisi karbon sebanyak 80% dibawah tingkat emisi 1990 pada tahun 2050 dengan mengimplementasikan market-based cap-and-trade system.
Hal ini akan segera dimulai dengan membuat suatu target pengurangan emisi tahunan sehingga bisa menyamai level emisi 1990 pada tahun 2020.

Cap and trade program akan menggunakan mekanisme pasar dalam mengurangi emisi dengan biaya yang efektif dan fleksibel.

Dengan program ini ambang batas emisi karbon nasional akan ditentukan. Emisi yang dikeluarkan di bagi sehingga tercapai angka ambang batas emisi yang diijinkan untuk tiap perusahaan. Karena batasan emisi ini, maka perusahaan yang mengeluarkan emisi akan mempunyai konsekuensi keuangan. Perusahaan bebas untuk memperjualbelikan sisa jatah emisinya. Perusahaan yang mampu mengurangi polusi dengan biaya rendah dapat menjual sisa jatah emisinya kepada perusahaan yang mengurangi emisi dengan biaya tinggi. Setiap tahun batas emisi akan terus dikurangi sesuai dengan target pengurangan emisi yang telah ditentukan.

Para pemimpin dunia harus menjadi pemimpin dalam perang melawan pemanasan global dan mengatakan bahwa AS akan kembali berinteraksi dalam berbagai forum seperti UNFCCC.

Semua negara harus berinisiatif aktif membentuk dan melanggengkan forum baru bagi para produsen gas rumah kaca terbesar yaitu dalam bentuk Global Energy Forum. Forum tersebut anggotanya terdiri dari negara-negara G8 ditambah Brazil, China, India, Meksiko dan Afrika Selatan (G8+5). Forum Energi Global ini akan bergabung dalam proses negosiasi yang lebih luas di PBB untuk membangun kerangka kerja pasca Protokol Kyoto.

Transfer teknologi negara maju kepada Negara berkembang untuk melawan perubahan iklim dalam kerangka Technology Transfer Program. Negara maju sebagai empunya teknologi harus mempunyai kepedulian khusus terhadap deforestasi hutan hujan tropis dan akan menawarkan insentif bagi pemeliharaan hutan yang berkelanjutan.

Kurangi pemanasan Global



Untuk mengurangi pemanasan global, mari kita kurangi CO2, baik dari kendaraan bermotor, listrik, ataupun industri. Saya membaca satu poster di salah satu industri elektronik besar di Bekasi, bahwa “setiap penghematan listrik 1 KWh = pengurangan CO2 sebesar 0,712 Kg”, berarti setiap orang bisa ikut aktif dalam mengurangi pemanasan global, paling tidak dengan menghemat pemakaian listrik setiap bulannya.
Dari manakah penghematan signifikan yang bisa kita dapat?

Menurut penelitian yang dilakukan oleh salah satu BUMN di gedung2 komersial, pemakaian mesin pendinginlah (AC, chiller) yang paling besar memakai daya listrik, sekitar 60-70% dari seluruh tagihan listriknya.
Dan tahukah teman2 Mesin pendingin menggunakan Freon (CFC, HFC, HCFC) sbg bahan pendinginnya, didalam freon mengandung Chlor & Fluor. Chlor adalah gas yang merusak lapisan ozon sedangkan Fluor adalah gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Global warming potential (GWP) gas Fluor dari freon adalah 510, artinya freon dapat mengakibatkan pemanasan global 510 kali lebih berbahaya dibanding CO2, sedangkan Atsmosfir Life Time (ALT) dari freon adalah 15, artinya freon akan bertahan di atsmosfir selama 15 tahun sebelum akhirnya terurai.


ketika kotoran hewan menjadi biogas

BAB 1

PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Selain itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama Indonesia.
Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang.




Gambar 1.1 potret antrian minyak tanah




Selain problem krisis energy, di masa sekarang kita juga dihadapi dengan masalah lingkungan lainnya,salah satunya adalah pemansan global. Pemanasan Global (Global Warming) adalah masalah serius dan mendesak untuk diperhatikan, akan semakin menjadi parah dimasa yang akan datang jika tidak segera diatasi mulai dari sekarang.


Gambar 1.2 dampak pemanasan global
Apakah kita mau bumi kita seperti ini ? Tentu tidak bukan ?


Gambar 1.3 efek pemanasan global
Problem gas rumah kaca diatas dan krisis energy misalnya,masalah lingkungan tersebut memiliki solusi yang berasal dari lingkungan juga.Masalah tersebut bisa dijawab dengan biomassa yang asal mulanya dari alam . Bagaimana bisa ?
Gas rumah kaca yang disebabkan oleh bahan bakar fosil, seperti karbon dioksida ketika dilepaskan di atmosfir, keberadaannya akan menghalangi panas yang akan meninggalkan bumi sehingga akan meningkatkan temperature bumi. Bila hal ini terjadi maka maka akan terjadi perubahan iklim yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan di lingkungan kita. Selain disebabkan oleh CO2, gas berikut juga memiliki kontribusi dalam pemanasan global, methane (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Pembakaran biomassa sebenarnya menghasilkan CO2 tetapi karbon dioksida yang di hasilkan akan distabilisasi dengan serap kembali oleh tumbuhan, sehingga tidak ada penimbuan karbon dioksida dalam atmosfer dan keberadaannya terus seimbang.
Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas.Ketika seseorang berbicara mengenai biogas, biasanya yang dimaksud adalah gas yang dihasilkan oleh proses biologis yang anaerob (tanpa bersentuhan dengan oksigen bebas) yang terdiri dari kombinasi methane (CH4), karbon dioksida (CO2), Air dalam bentuk uap (H20), dan beberapa gas lain seperti hidrogen sulfida (H2S), gas nitrogen (N2), gas hidrogen (H2) dan jenis gas lainnya dalam jumlah kecil. Secara lebih singkat, biogas dapat diartikan sebagai “gas yang diproduksi oleh makhluk hidup”, Akan tetapi disini penulis menceritakan biogas berasal dari berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia, kotoran hewan yang dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.

















BAB 2

2.1 SEJARAH BIOGAS
Sejarah penemuan proses anaerobik digestion untuk menghasilkan biogas tersebar di benua Eropa. Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi pada tahun 1770, beberapa dekade kemudian, Avogadro mengidentifikasikan tentang gas metana. Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa biogas merupakan produk dari proses anaerobik digestion. Tahun 1884 Pasteour melakukan penelitian tentang biogas menggunakan kotoran hewan. Era penelitian Pasteour menjadi landasan untuk penelitian biogas hingga saat ini.
Kebudayaan Mesir, China, dan Roma kuno diketahui telah memanfaatkan gas alam ini yang dibakar untuk menghasilkan panas. Namun, orang pertama yang mengaitkan gas bakar ini dengan proses pembusukan bahan sayuran adalah Alessandro Volta (1776), sedangkan Willam Henry pada tahun 1806 mengidentifikasikan gas yang dapat terbakar tersebut sebagai methan. Becham (1868), murid Louis Pasteur dan Tappeiner (1882), memperlihatkan asal mikrobiologis dari pembentukan methan.
Pada akhir abad ke-19 ada beberapa riset dalam bidang ini dilakukan. Jerman dan Perancis melakukan riset pada masa antara dua Perang Dunia dan beberapa unit pembangkit biogas dengan memanfaatkan limbah pertanian. Selama Perang Dunia II banyak petani di Inggris dan benua Eropa yang membuat digester kecil untuk menghasilkan biogas yang digunakan untuk menggerakkan traktor. Karena harga BBM semakin murah dan mudah memperolehnya pada tahun 1950-an pemakaian biogas di Eropa ditinggalkan. Namun, di negara-negara berkembang kebutuhan akan sumber energi yang murah dan selalu tersedia selalu ada. Kegiatan produksi biogas di India telah dilakukan semenjak abad ke-19. Alat pencerna anaerobik pertama dibangun pada tahun 1900. (FAO, The Development and Use of Biogas Technology in Rural Asia, 1981).
Negara berkembang lainnya, seperti China, Filipina, Korea, Taiwan, dan Papua Niugini, telah melakukan berbagai riset dan pengembangan alat pembangkit gas bio dengan prinsip yang sama, yaitu menciptakan alat yang kedap udara dengan bagian-bagian pokok terdiri atas pencerna (digester), lubang pemasukan bahan baku dan pengeluaran lumpur sisa hasil pencernaan (slurry) dan pipa penyaluran gas bio yang terbentuk.




Paling tidak, ada dua macam Biogas yang dikenal saat ini, yaitu Biogas (yang juga sering disebut gas rawa) dan Biosyngas. Perbedaan mendasar dari kedua bahan diatas adalah cara pembuatannya. Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik dengan bantuan bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebasSedangkan Biosyngas (atau lebih sering disingkat Syngas atau Producer Gas) adalah produk antara (intermediate) yang dibuat melalui proses gasifikasi thermokimia dimana pada suhu tinggi material kaya karbon seperti batubara, minyak bumi, gas alam atau biomassa dirubah menjadi karbon monoksida (CO) dan hidrogen (O2). Apabila bahan bakunya batubara, minyak bumi dan gas alam, maka disebut Syngas, sedangkan jika bahan bakunya biomassa maka disebut Biosyngas. Biosyngas dapat digunakan langsung menjadi bahan bakar atau sebagai bahan baku untuk proses kimia lainnya.


2.2 BIOGAS

Biogas adalah salah satu energi alternaitf. energi ini diperoleh dengan cara memanfaatkan limbah dari kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik, dengan menggunakan prinsip fermentasi.contohnya terdegradasinya kotoran ternak akibat dari kerja mikroba, fermentasi ini akan mengahsilkan gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau energi dalam rumah tangga.Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan listrik. Kandungan utama dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida.

Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan sambil menghancurkan bakteri patogen dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih sedikit. Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman, sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon diatmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil.


Gambar 2.1 Siklus biogas

Berbeda dari bahan bakar minyak bumi dan batu bara, walaupun proses awal pembuatannya juga dari makhluk hidup, namun tidak dapat diperbaharui karena pembentukan kedua bahan bakar tersebut membutuhkan waktu jutaan tahun. Biofuel sendiri merupakan salah satu contoh biomassa. Sesuai dengan namanya, Biogas adalah gas mudah terbakar(flammable) yang dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri-bakteri anaerob (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Biogas merupakan sebuah proses produksi gas bio dari material organik dengan bantuan bakteri. Proses degradasi material organik ini tanpa melibatkan oksigenyang disebut anaerobik digestion Gas yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50 % ) berupa metana.
Biogas berasal dari hasil fermentasi bahan-bahan organik diantaranya:
• Limbah tanaman : tebu, rumput-rumputan, jagung, gandum, dan lain-lain,
• Limbah dan hasil produksi : minyak, bagas, penggilingan padi, limbah sagu,
• Hasil samping industri : tembakau, limbah pengolahan buah-buahan dan sayuran, dedak, kain dari tekstil, ampas tebu dari industri gula dan tapioka, limbah cair industri tahu,
• Limbah perairan : alga laut, tumbuh-tumbuhan air,
• Limbah feses : kotoran sapi, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran unggas, kotoran manusia.


2.3 REAKTOR BIOGAS

Digester biogas memiliki tiga (3) macam tipe dengan keunggulan dan kelemahannya masingmasing.
Ketiga tipe biogas tersebut adalah :

1. Tipe fixed domed plant (Gambar 1)
Terdiri dari digester yang memliki penampung gas dibagian atas digester. Ketika gas mulai timbul, gas tersebut menekan lumpur sisa fermentasi (slurry) ke bak slurry. Jika pasokan kotoran ternak terus menerus, gas yang timbul akan terus menekan slurry hingga meluap keluar dari bak slurry. Gas yang timbul digunakan/dikeluarkan lewat pipa gas yang diberi katup/kran.

• Keunggulan : tidak ada bagian yang bergerak, awet (berumur panjang), dibuat di dalam tanah sehingga terlindung dari berbagai cuaca atau gangguan lain dan tidak membutuhkan ruangan (diatas tanah)
• Kelemahan : rawan terjadi kertakan di bagian penampung gas, tekanan gas tidak stabil karena tidak ada katup gas.



Gambar 2.2 fixed domed plant


2. Tipe floating drum plant (Gambar 1)
Terdiri dari satu digester dan penampung gas yang bisa bergerak. Penampung gas
ini akan bergerak keatas ketika gas bertambah dan turun lagi ketika gas berkurang,
seiring dengan penggunaan dan produksi gasnya
• Kelebihan : konstruksi alat sederhana dan mudah dioperasikan. Tekanan gas konstan karena penampung gas yang bergerak mengikuti jumlah gas. Jumlah gas bisa dengan mudah diketahui dengan melihat naik turunya drum.
• Kelemahan : digester rawan korosi sehingga waktu pakai menjadi pendek.



Gambar2.3 floating drum plant


3. Tipe baloon plant (Gambar 1)
Konstruksi sederhana, terbuat dari plastik yang pada ujung-ujungnya dipasang
pipa masuk untuk kotoran ternak dan pipa keluar peluapan slurry. Sedangkan pada
bagian atas dipasang pipa keluar gas
• Kelebihan : biaya pembuatan murah, mudah dibersihkan, mudah dipindahkan
• Kelemahan : waktu pakai relatif singkat dan mudah mengalami kerusakan



Gambar 2.4 baloon plant



2.4 RENTANG KOMPOSISI BIOGAS
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75%CH4 .

Tabel 1. Komposisi biogas

Komponen %
Metana (CH4) 55-75
Karbon dioksida (CO2) 25-45
Nitrogen (N2) 0-0.3
Hidrogen (H2) 1-5
Hidrogen sulfida (H2S) 0-3
Oksigen (O2) 0.1-0.5
Sumber : wikipedia
Biogas sebagian besar mengandung gs metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2), dan beberapa kandungan yang jumlahnya kecil diantaranya hydrogen sulfida (H2S) dan ammonia (NH3) serta hydrogen dan (H2), nitrogen yang kandungannya sangat kecil.
Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter yaitu : Menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbon dioksida (CO2). Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga konsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulphur dioksida /sulphur trioksida (SO2 / SO3). senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta dapat menimbukan korosif



2.5 MEKANISME PEMBENTUKAN BIOGAS
Secara garis besar proses pembentukan gas bio dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu: hidrolisis, asidifikasi (pengasaman) dan pembentukan gas metana. Proses fermentasi anaerob bahan organik yang terdiri dari protein, karbohirat danlemak diuraikan menjadi asam propionat, asam asetat dan asam butirat, yang selanjutnyaproses tersebut menghasilkan gas methan dan karbon dioksida.
( Bell,Aplikasi Biokonversi Limbah Organik. 1979 )

Tahap Hidrolisis
Pada tahap hidrolisis, bahanorganik dienzimatik secara eksternaloleh enzim ekstraselular (selulose,amilase, protease dan lipase) mikroorganisme. Bakteri memutuskan rantai panjang karbohidrat komplek, protein dan lipida menjadi senyawa rantai pendek. Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi monosakarida sedangkan protein diubahmenjadi peptida dan asam amino.

Tahap Asidifikasi (Pengasaman)
Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hydrogen (H2) dan karbondioksida. Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobic yang dapat tumbuh dan berkembang pada keadaan asam. Untuk menghasilkan asam asetat, bakteri tersebut memerlukan oksigen dan karbon yang diperoleh dari oksigen yang terlarut dalam larutan.

Tahap Pembentukan Gas Metana
Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk membentuk metana dan CO2. Bakteri penghasil asam dan gas metana bekerjasama secara simbiosis. Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfir yang ideal untuk bakteri penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana menggunakan asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam. Tanpa adanya proses simbiotik tersebut, akan menciptakan kondisi toksik bagi mikroorganisme penghasil asam.

Gambar 2.5 Proses Pembentukan Biogas

2.6 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROSES ANAEROBIK

Aktivitas metabolism mikroorganisme penghasil metana tergantung pada faktor:

Temperatur
Gas metana dapat diproduksi pada tiga range temperatur sesuai dengan bakteri yang hadir. Bakteri psyhrophilic 0 – 7 0C, bakteri mesophilic pada temperatur 13 – 40 0C sedangkan
thermophilic pada temperatur 55 – 60 0C (Fry,). Seperti halnya proses secara biologi tingkat produksi metana berlipat untuk tiap peningkatan temperature sebesar 10 0C – 15 0C. Jumlah total dari gas yang diproduksi pada jumlah bahan yang tetap, meningkat seiring dengan meningkatnya temperatur (Meynell,1976).

Ketersediaan Unsur Hara
Bakteri Anaerobik membutuhkan nutrisi sebagai sumber energi yang mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, sodium, mangan, kalsium dan kobalt (Space and McCarthy
didalam Gunerson and Stuckey, 1986). Level nutrisi harus sekurangnya lebih dari konsentrasi optimum yang dibutuhkan oleh bakteri metanogenik, karena apabila terjadi kekurangan nutrisi akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan bakteri. Penambahan nutrisi dengan bahan yang sederhana seperti glukosa, buangan industri, dan sisa sisa tanaman terkadang diberikan dengan tujuan menambah pertumbuhan di dalam digester. (Gunerson and Stuckey, 1986).

Tabel 2. Kondisi Optimum Produksi Biogas
Parameter Kondisi Optimum
Suhu
Derajat Keasaman
Nutrien Utama
Nisbah Karbon dan Nitrogen
Sulfida
Logam-logam Berat Terlarut
Sodium
Kalsium
Magnesium
Amonia 35oC
7 – 7,2
Karbon dan Nitrogen
20/1 sampai 30/1
< 200 mg/L < 1 mg/L < 5000 mg/L < 2000 mg/L < 1200 mg/L < 1700 mg/L Lama Proses Lama proses atau jumlah hari bahan terproses didalam biodigester. Pada digester tipe aliran kontinyu, bahan akan bergerak dari inlet menuju outlet selama waktu tertentu akibat terdorong bahan segar yang dimasukkan, setelah itu bahan akan keluar dengan sendirinya. Panas Jenis Udara Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 Kg suatu zat sebesar 1oC disebut panas jenis. Adapun jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan suatu benda atau zat secara menyeluruh sebesar 1oC disebut kapasitas thermal benda atau zat tersebut. Satuan jumlah panas yang dipakai adalah kilo kalori (kcal), dimana 1 kcal sama dengan jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperature 1 kg air sebesar 1oC. Maka satuan panas jenis menjadi kcal /(kgoC). Dalam system SI satuan, sebagai satuan panas dipakai kJ (Kilo Joule) dimana 1 kJ = 0.2389 kcal atau 1 kcal = 4.186 KJ. 1. Panas jenis pada tekanan tetap Jika suatu gas dipanaskan atau didinginkan pada tekanan tetap, maka volume akan membesar atau mengecil lebih banyak dari pada zat cair atau zat padat. Dalam gambar 2.5 diperlihatkan 1 kg gas yang ditempatkan dalam dengan torak yang dapat bergerak tanpa gesekan. Jika silinder dipanaskan maka gas akan mengembang mendorong torak keatas sehingga tekanan di dalam silinder tidak berubah. Dalam hal demikian jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperature 1 kg gas tersebut sebesar 1oC disebut panas jenis pada tekanan tetap. Panas jenis ini biasanya diberi lambing cp dimana untuk udara cp = 0.24 kcal/(kgoC) = 1.005 kJ/(kgoC). 2. Panas jenis pada volume tetap Jika 1 kg gas ditempatkan di dalam sebuah bejana tertutup (Gb. 2.6) lalu dipanaskan tanpa dapat berkembang maka tekanan dan temperaturnya akan naik. Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur 1 kg gas ini sebesar 1oC dalam keadaan demikian disebut panas jenis pada volume tetap. Panas jenis ini biasannya diberi lambing cv, dimana untuk udara cv = 0.17 kcal/(kgoC) = 0.712 kJ/(kgoC) . 3. Rasio panas jenis Jika kedua panas jenis tersebut di atas diperbandingkan terlihat bahwa panas jenis pada tekanan tetap harganya lebih besar dari pada panas jenis pada volume tetap. Perbandingan antara panas jenis pada tekanan dan panas jenis pada volume tetap biasannya disebut rasio panas jenis yang diberi lambang k. Jadi k = cp/cv, dimana untuk udara kering k = 1.401. Rasio ini mempunyai peranan penting dalam perhitungan kompresi gas. Dalam tabel 2.2 di berikan harga – harga k, cp dan cv untuk beberapa macam gas. Kelembaban Udara a) Udara jenuh Jika sejumlah air mengisi sebuah bejana tertutup, maka dari permukaan bebasnya akan terjadi penguapan. Uap ini akan bercampur dengan udara di atas permukaan air tersebut. penguapan ini tidak dapat berlangsung terus – menerus pada suatu saat akan berhenti karena ruangan diatas permukaan air sudah jenuh. Udara tak jenuh dan udara lembab Udara dimana uap air yang dikandungnya belum mencapai keadaan jenuh disebut udara tak jenuh. Udara yang mengandung uap air disebut udara lembab (tidak kering). b) Kelembaban Sejumlah uap air selalu terdapat di dalam atmosfir. Derajat kekeringan atau kebasahan udara dalam atmosfir disebut kelembaban. Kelembaban biasannya dinyatakan menurut dua cara yaitu kelembaban mutlak dan kelembaban relatif. Tekanan Udara a) Tekanan Gas Jika suatu gas atau udara menempati suatu bejanan tertutup maka pada dinding bejana tersebut akan bekerja suatu gaya. Gaya ini persatuan luas dinding disebut tekanan. Menurut teori ilmu fisika, gas terdiri dari molekul – molekul yang bergerak terus – menerus secara sembarang. Karena gerakan ini, dinding bejana yang akan ditempati akan mendapat tumbukan terus – menerus pula dari banyak molekul. Tumbukan inilah yang dirasakan sebagai tekanan pada dinding. b) Tekanan Atmosfir Tekanan atmosfir yang bekerja dipermukaan bumi dapat dipandang sebagai berat kolom udara mulai daripermukaan bumi sampai batas atmosfir yang paling atas. Untuk kondisi standar, gaya berat kolom udara ini pada setiap 1 cm2 luas permukaan bumi adalah 1.033 kgf. Dengan perkataan lain dapat dinyatakan bahwa tekanan : 1 atm = 1.033 kgf/cm2 = 0.1013 MPa Tekanan atmosfir juga biasa dinyatakan dalam tinggi kolom air raksa (mm Hg), dimana 1 atm = 760 mmHg. c) Tekanan Mutlak Untuk menyatakan besarnya tekanan gas (atau zat cair) dalam suatu ruangan atau pipa biasanya dipakai satuan kgf/cm2 ata Pa (Pascal). Dasar yang dipakai sebagai harga nol dalam mengukur atau menyatakan tekanan ada dua macam. 2.7 PEMANFAATAN BIOGAS Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana sebenarnya telah dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lalu. Penerapannya masih sangat sederhana, biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas. Di zaman modern sekarang ini panas hasil pembakaran akan dikonversi menjadi energi listrik melali turbin dan generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler. Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi menjadi energi listrik melalui magnet magnet dalam generator. Pembakaran langsung terhadap biomassa memiliki kelemahan, sehingga pada penerapan saat ini mulai menerapkan beberapa teknologi untuk meningkatkanmanfaat biomassa sebagai bahan bakar. Biogas atau metana dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti halnya gas alam. Tujuan utama pembuatan biogas adalah untuk mengisi kekurangan atau mensubtitusi sumber energi alternatif sebagai bahan bakar keperluan rumah tangga, terutama untuk memasak dan lampu penerangan. Hasil lain yang dapat diperoleh adalah pupuk organik yang berguna untuk menyuburkan tanah, media pengembangan protein sel tunggal dan penyediaan bahan pakan ternak, secara tidak langsung unit bio gas dapat memberantas siklus penyakit dan parasit Tabel 3. Perbandingan Nilai Kalor Biogas Tabel 4. Kesetaraan biogas dengan sumber energi lain Bahan Bakar Jumlah Biogas Elpiji Minyak tanah Minyak solar Bensin Gas kota Kayu bakar 1 m3 0,46 kg 0,62 liter 0,52 liter 0,80 liter 1,50 m3 3,50 kg Nilai kalori biogas tergantung pada komposisi metana dan karbondioksida, dan kandungan air di dalam gas. Gas mengandung banyak kandungan air akibat dari temperature pada saat proses, kandungan air pada bahan dapat menguap dan bercampur dengan metana. Pada biogas dengan kisaran normal yaitu 60-70% metana dan 30-40% karbondioksida, nilai kalori antara 20 – 26 J/cm3. Dalam aplikasinya, biogas digunakan sebagai gas alternatif untuk memanaskan dan menghasilkan energi listrik. Kemampuan biogas sebagai sumber energi sangat tergantung dari jumlah gas metana. Setiap 1 m3 metana setara dengan 10 kwh. Nilai ini setara dengan 0,6 fuel oil. Sebagai pembangkit tenaga listrik, energi yang dihasilkan oleh biogas setara dengan 60—100 watt lampu selama enam jam penerangan. Berikut adalah Tabel 5. yang berisi nilai kesetaraan biogas dan energi yang dihasilkannya. Tabel 5. Nilai kesetaraan biogas dan energi yang dihasilkannya Aplikasi 1 m3 Biogas Setara dengan Penerangan 60—100 watt lampu bohlam selama enam jam Memasak Dapat memasak tiga jenis bahan makanan untuk keluarga (5—6 orang) Pengganti Bahan Bakar 0,7 kg minyak tanah Tenaga Dapat menjalankan satu motor tenaga kuda selama dua jam Pembangkit Tenaga Listrik Dapat menghasilkan 1,25 kwh listrik Konversi limbah melalui proses anaerobic digestion dengan menghasilkan biogas memiliki beberapa keuntungan , yaitu : • Biogas merupakan energy tanpa menggunakan material yang masih memiliki manfaat termasuk biomassa sehingga tidak merusak keseimbangan karbondioksida yang diakibatkan oleh pengundulan hutan (deforestation) dan perusakan tanah. • Energi biomassa dapat berfungsi sebagai energy pengganti bahan bakar fosil sehingga akan menurunkan gas rumah kaca dan emisi lainya . • Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang keberadaaannya diatmosfer akan meningkatkan temperatur , dengan menggunakan biogas sebagai bahan bakar maka akan mengurangi gas metana di udara . • Limbah berupa sampah kotoran hewan dan manusia merupakan material yang tidak bermanfaaat, bahkan bisa menngakibatkan racun yang sangat berbahaya. Aplikasi anaerobik digestion akan meminimalkan efek tersebut dan meningkatkan nilai manfaat dari limbah • Selain keuntungan energy yang didapat dari proses anaerobik digestion dengan menghasilkan gas bio, produk samping seperti sludge. Meterial ini diperoleh dari sisa proses anaerobik digestion yang berupa padat dan cair. Masing-masing dapat digunakan sebagai pupuk berupa pupuk cair dan pupuk padat. Gambar 2.6 aplikasi biogas



Selain itu limbah hasil pembuatan biogas tidak dibuang begitu saja tetapi dibuat pupuk yang kaya akan nutrisi. Limbah biogas, yaitu kotoran ternak yang telah hilang gasnya (slurry) merupakan pupuk organik yang sangat kaya akan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Bahkan, unsur-unsur tertentu seperti protein, selulose, lignin, dan lain-lain tidak bisa digantikan oleh pupuk kimia. Pupuk organik dari biogas telah dicobakan pada tanaman jagung, bawang merah dan padi.

Gambar 2.7 Pupuk cair dari Biogas



2.8 KELEMAHAN PENGGUNAAN BIOGAS
Meskipun biogas memiliki banyak keunggulan juga tapi tetap saja tidak mungkin bagi semuabangsa untuk memiliki akses ke sana, seperti mereka yang pulau atau negara gurun. Untuk negara-negara ini memiliki keterbatasan lahan untuk produksi makanan dan maka akan berakibatkekurangan bahan baku yang diperlukan, dari tanaman kecelakaan, yang dibutuhkan untuk membuat biogas. Untuk maka bangsa ini akan ditolak sarana yang diperlukan untuk bertahanhidup.

Berikut adalah kelemahan biogas ,
• Pengeluaran modal yang tinggi, bahwa biaya tinggi isthe biogas penyulingan terhadap kualitas gas alam. Jadi proses ini tidak menarik dari perspektif ekonomi, dibandingkan dengan biofuellain, dalam skala industri besar.
• Sebagaian nilai biogas agak rendah sehingga tidak membuat kegiatan komersial baik.
• Biogascontains beberapa gas sebagai pengotor, yang korosif dengan logam Paris mesinpembakaran internal.
• Sistem hanya bekerja jika sebagian besar penduduk berpartisipasi, dan dapat melekat padajaringan pasokan pemanasan lokal karena ada sedikit kontrol atau tidak pada tingkat produksigas, meskipun gas bisa, sampai batas tertentu disimpan dan digunakan jika diperlukan.
• Biogas hasil lebih rendah karena sifat melemahkan substrat dan begitu juga menyebabkanpolusi dalam hal kebisingan, udara dan air sebagai banyak limbah industri tersisa setelah prosespembusukan.
• Biogas dapat menyebabkan bau tidak sedap.
• DNA rekombinan teknologi dan bahkan strain teknik perbaikan tidak dapat digunakanuntuk meningkatkan efisiensi proses.
• Degasification meningkatkan risiko penguapan amonia.
• kelemahan utama dari menggunakan biogas di transportasi adalah kuantitas terbatas dankemudian produksi lokal (stasiun biogas jarang berada di tempat-tempat di mana merekadibutuhkan - depot bus, dll).
• As satu menggunakan bahan organik untuk pembentukan biogas ada masih sangat hal-hal kecil untuk kompos atau pupuk.
• Hal ini dapat menghasilkan jumlah yang sangat terbatas listrik dalam skala global.
• Biogas akan mendorong deflasi harga barang, karena banyak produsen, dan surplusketersediaan barang untuk rakyat dan karena itu akan membawa tingkat korupsi tinggi, dari ataske level terendah di masyarakat.


2.9 CONTOH APLIKASI BIOGAS
Di beberapa Negara di dunia sudah memanfaatkan energy biogas ini untuk memenuhi kebutuhan gas di Negara mereka.Di bawah ini merupakan contoh aplikasi bigas dari kotoran manusia di Inggris.
Fasilitas Biogas Kotoran Manusia Di Inggris Mulai Beroperasi
Oxfordshire, sebuah propinsi di Inggris, baru-baru ini berhasil menyelesaikan proyek fasilitas pengolahan limbah kotoran manusia menjadi biogas yang merupakan kerja sama British Gas, Thames Water dan scotia gas network
Fasilitas yang mengolah limbah dari 14 juta pelanggan Thames Water --sebuah perusahaan air bersih-- tersebut diresmikan oleh Sekretaris Energi dan Perubahan Iklim Inggris, Chris Huhne, yang menambahkan bahwa fasilitas tersebut merupakan satu-satunya dan yang pertama di Inggris, dimana penduduk bisa memasak dan memanaskan rumah mereka dengan gas yang didapat dari kotoran sekaligus menunjukkan energy terbarukan di inggris.

Sebanyak 14 juta pelanggan Thames Water memanfaatkan air bersih sebagai keperluan mereka sehari-hari, seperti mencuci, mandi dan termasuk membilas kotoran di dalam toilet. Limbah cair mengalir menuju pengolahan limbah di Didcot --sebuah kota di propinsi tersebut-- untuk segera diolah atau didaur ulang. Sementara limbah yang masih padat atau berbentuk lumpur harus masuk terlebih dulu di tangki pemanas berukuran besar. Di tangki ini proses pencernaan oleh bakteri tanpa kehadiran udara terjadi dan mengurai limbah tersebut menjadi biogas .
Biogas tersebut belum bisa langsung digunakan --meskipun sebenarnya bisa-- karena harus dibersihkan lebih lanjut agar tidak ada partikel atau bakteri lain yang ikut terbawa sebelum memasuki 200 rumah penggunanya. Dibutuhkan kurang lebih 20 hari mulai dari terbilasnya kotoran hingga menjadi biogas yang bersih dan bias dimanfaatkan .
Di Inggris saat ini sudah tersedia 9.600 fasilitas pengolahan limbah yang jika siap mengolah limbah dari seluruh populasi --asumsinya setiap orang menghasilkan limbah kering kotoran sebanyak 30 kg per tahun-- di Inggris, maka kebutuhan gas untuk 200.000 rumah setiap tahunnya akan tercukupi. Bahkan sebuah studi oleh perusahaan jaringan gas di Inggris juga melaporkan bahwa sebesar 15% kebutuhan domestic gas bias di suplai dari biometan pada tahun 2020 .

Sejarah Pemanfaatan Biogas

• Cina
Sejak tahun 1975 "biogas for every household". Pada tahun 1992, 5 juta rumah tangga di China menggunakan biogas.Reaktor biogas yang banyak digunakan adalah model sumur tembok dengan bahan baku kotoran ternak & manusia serta limbah pertanian.
• India
Dikembangkan sejak tahun 1981 melalui "The National Project on Biogas Development" oleh Departemen Sumber Energi non-Konvensional. Tahun 1999, 3 juta rumah tangga menggunakan biogas. Reaktor biogas yang digunakan model sumur tembok dan dengan drum serta dengan bahan baku kotoran ternak dan limbah pertanian.
• Indonesia
Mulai diperkenalkan pada tahun 1970-an, pada tahun 1981 melalui Proyek Pengembangan Biogas dengan dukungan dana dari FAO dibangun contoh instalasi biogas di beberapa provinsi. Penggunaan biogas belum cukup berkembang luas antaralain disebabkan oleh karena masih relatif murahnya harga BBM yang disubsidi, sementara teknologi yang diperkenalkan selama ini masih memerlukan biaya yang cukup tinggi karena berupa konstruksi beton dengan ukuran yang cukup besar. Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan reaktor biogas skala kecil (rumah tangga) dengan konstruksi sederhana, terbuat dari plastik secara siap pasang (knockdown) dan dengan harga yang relatif murah.
KESIMPULAN
Harga bahan bakar minyak yang makin meningkat dan ketersediaannya yang makin menipis serta permasalahan emisi gas rumah kaca merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat global. Upaya pencarian akan bahan bakar yang lebih ramah terhadap lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan solusi dari permasalahan energi tersebut.Reaktor biogas merupakan salah satu solusi teknologi energi untuk mengatasi kesulitan masyarakat akibat lonjakan harga BBM di tanah air maupun di Negara-negara lainnya. Teknologi ini bisa segera diaplikasikan, terutama untuk kalangan masyarakat pedesaan yang memelihara hewan ternak (sapi, kerbau, atau kambing ataupun juga kotoran manusia).

Teknologi reaktor ini telah cukup lama dikembangkan di berbagai negara, baik negara maju ataupun berkembang, dengan hasil yang cukup baik. Bagi pengguna, reaktor biogas ini akan menghasilkan dua keuntungan sekaligus, yakni berupa bahan bakar gas (untuk memasak) serta pupuk berkualitas tinggi.

Penggunaan reaktor biogas juga memberikan kontribusi positif bagi lingkungan. Biogas dapatmemberikan perlawanan terhadap efek rumah kaca melalui 3 cara, yaitu :
• Biogas memberikan substitusi atau pengganti dari bahan bakar fosil untuk penerangan, kelistrikan, memasak dan pemanasan.
• Methana (CH4) yang dihasilkan secara alami oleh kotoran yang menumpuk merupakan gas penyumbang terbesar pada efek rumah kaca, bahkan lebih besar dibandingkan CO2.Pembakaran Methana pada Biogas mengubahnya
menjadi CO2 sehingga mengurangi jumlah Methana di udara.
• Dengan lestarinya hutan, maka akan menyebabkan CO2 yang ada di udara
akan diserap oleh hutan yang menghasilkan Oksigen yang melawan efek
rumah kaca
Meski demikian terdapat juga kelemahan dari penggunaan biogas yang , salah satunya adalah jika terjadi kebocoran pada system reactor , maka akan sulit terdeteksi sumbernya akibatnya akan berdampak pada lingkungan juga dan juga berdampak dari segi ekonomi.
Dengan melihat sisi positif dan negative dari penggunaan biogas ini , biogas layak digunakan sebagai bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar dari fosil. Karena kita tau bahwa semakin hari sumber alam dari fosil semakin menipis.
Dibawah ini pernyataan yang diadaptasi dari buku “Biogas and Waste Recycling, The Philippine Experience” karya Felix Maramba, seorang pengembang sistem biogas yang sukses, terkenal dan menguntungkan secara financial.
“Pengembangan sistem biogas akan meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomi di . Caranya adalah dengan mengendalikan polusi yang terjadi pada udara dan air, sehingga menjamin hidup yang lebih sehat. Biogas dapat meningkatkan standar hidup yang berarti juga akan meningkatkan laju perekonomian. Dengan memanfaatkan limbah dan bahan yang tersedia sebagai penunjang kebutuhan pertanian, dan dengan membuat lahan semakin produktif melalui sistem daur ulang akan menimbulkan sebuah pola kehidupan social yang baik yang menunjang kemandirian”.